
Dampak dari kejadian
tersebut bahu jalan sepanjang 500 meter
mengalami keretakan bahkan ada yang mau longsor. Menyikapi hal tersebut ketua LMDH Suyatno alias Jarot langsung bergegas mengkondisikan warga untuk menangani ambruknya pohon dibantu oleh wahri dan
kawan kawan di dampingi oleh pegawai PU Randudongkal dan Pu Watukumpul. Kades Wisnu Bambang Sutejo setelah mengecek lokasi kejadian (6.30), langsung melaporkan kepada ADM Ir Taufik. Kepada Warta Pemalang mbah Wangsa Ratam (120
th) sesepuh dukuh Menthek Desa Wisnu mengatakan, bahwa pohon tersebut
pada tahun 1915 telah tumbuh dengan sendirinya dari sebesar jari sampai
sekarang sebesar Gajah. Kalau tidak
salah pohon itu tumbuh pada saat Desanya dipimpin oleh kades Wisnu pertama bernama Mbah Idris seorang pendatang dari
Tuban, saat itu beliau juga mendirikan pesantren nurul
Islam di sebelah barat pohon yang tumbang
itu. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh anaknya yang menggantikan sebagai kepala Desa wisnu bernama Sangad , turun termurun ke
mbah Sukemi ,
mbah Sahad, Pak Radas adek iparnya P Sahad,
temurun lagi ke Ugiyatno, wj ( waryo jati ) di gantikan lagi oleh kapten
Riyanto , ganti lagi p Tarjo dan sekarang di pimpin oleh Bambang sutejo, (Nurcholis )