Saat tim media Warta Pemalang berkunjung kerumahnya,
Warnoto menuturkan: ”Yang pertama varietas ekor kuda ini, saya mendapat
informasi dari kepala Dispertanhut Kabupaten Pemalang Pak Harto, kemudian kita
rombongan dengan dinas ke wilayah Jawa Timur tepatnya di Magetan. disana ketemu
dengan Pak Khusnul salah satu petani di Magetan. beliau menjelaskan tentang padi farietas ekor
kuda, muncul dan yang umur 70 hari karena itu satu paket. dari sana kemudian
ada sedikit oleh2 farietas padi tersebut. saya mencoba menanam varietas tesebut
dengan perlakuan padi sehat, ( prodi
padi sehat) akhirnya bisa menghasilkan panenan yang maksimal pengisiannya bisa
sampai pangkal, kemudian kita sharing atau tukar pengalaman dengan yang di jawa
timur terus hasilnya kita kirimkan teknologi yang dari kita, supaya bisa di
aplikasi
jadi sebenarnya ini menindak lanjuti dari farietas
ekor kuda terutama yang umur 70 hari itu setelah itu saya mendapatkan informasi
bahwa sebenarnya ini programnya dari bapak panglima TNI Jenderal Moeldoko. Kebetulan
program tersebut diterapkan di desa Semanu Gunung Kidul, karena di desa Semanu
itu pengairannya sangat sulit dan susah maka munculah gagasan bagaimana supaya
di gunung kidul itu bisa bercocok tanam normal seperti di wilayah yang lain maka
oleh putra bangsa dibuatlah bendungan memuntahkan air yang dapat digunakan
untuk memompa air sehingga airnya bisa naik keatas dan bisa mengairi lahan pertanian
di gunung kidul. sehingga para petani di wilayah itu dapat bercocok tanam normal
seperti didaerah bawah.
Nah kebetulan yang dikembangkan di sana itu programnya
pak Jenderal Moeldoko yaitu padi varietas ekor kuda, muncul dan yang umur 70
hari. Kalo yang ekor kuda itu pernah kami hitung butirannya sampai 608 per satu
malai bahkan ada yang lebih. Kalo kita menggunakan teknologi yang optimal dan
tepat, maka bisa menjawab yang selama ini kita gembar-gemborkan yaitu swa
sembada pangan.
Kelebihan dari padi ekor kuda adalah: Butiran padi per
malainya lebih banyak sekitar dua kali dari padi jenis yang lain, Rasanya pulen,
Perlakuannya tidak terlalu susah. Bisa ditanam di musim kemarau.
karena kita pelatihannya di gunung kidul di lahan yang
kurang air, kemudian diterapkan dibawah yang airnya berlimpah ternyata ini
lebih tepat. Ini pernah saya coba di tanam di musim penghujan saja tidak kena
tampomona atau krapah. Mestinya jika dimusim kemarau hasilnya lebih bagus. Dinamakan
ekor kuda untuk di Kabupaten Pemalang baru saya dan varietas ini sangat cocok
di tanam di wilayah Kabupaten Pemalang. ternyata tehnologi kita yang dikirimkan
ke gunung kidul dan sudah di aplikasi, tehnologi padi sehat yang dari pemalang
ada kelebihan. Padi Varietas Ini sudah kita masukkan di komunitas padi seluruh
indonesia bahkan dari beberapa wilayah sudah pesan benihnya. rata rata para
petani itu sudah mengerti bahwa kalo di pak Warnoto itu selalu memberikan
informasi tentang varietas padi yang terbaru dari pada mereka ngobyek kesana
kemari yang belum tentu titiknya, petani dari rembang, pati, kudus, sampai ke batang
untuk mendapatkan informasi varietas padi terbaru biasanya langsung kesini.
terkait masalah umur, kebetulan didalam satu blok yang saya tanam ini ada empat
varietas satu varietas nikongga, satu varietas dakonika, nikomaru, kemudian
varietas ekor kuda. itu saya tanam dalam satu hari pada hari yang sama dan
ternyata bisa di panen dalam waktu yang bersamaan. Berarti dengan tehnologi
padi sehat itu, kita bisa mempercepat masa panen yang jelas perpaduan antara
tehnologi dengan penggunaan pupuk kimiawi di fermentasi supaya berubah menjadi
pupuk organik. kalo N nya kimiawi di fermentasi dengan tehnologi yang dari kita
itu akan menghasilkan nitrogen yang organik jadi dampaknya terhadap tanah
maupun tanaman itu semakin subur dan sehat. Sebenarnya kalo secara diskripsi
kemungkinan umurnya diatas seratus, karena kita menggunakan teknologi padi
sehat maka yang seharusnya munkin seratus lima atau seratus sepuluh bisa kita samakan dengan mikronda
yang masa panennya hanya 90 atau 95 hari. Itulah manfaatnya sisi positif
menggunakan sarana produksi budidaya padi sehat yang dikembangkan di wilayah Kabupaten
Pemalang mudah-mudahan ini bisa di terapkan di daerah lain.
Dengan adanya padi jenis baru ini mempercepat masa
panen, mempersubur tanah, kualitas padi bagus adapun kekurangannya untuk
peranakannya belum bisa maksimal sekali, ini yang sedang kita pelajari apa sih
kelebihan dan kekurangannya dengan tehnologi ini”, tutur Warnoto mengahiri
bincang-bincangnya dengan tim Warta Pemalang.com. (Tim WP editor Capri)