PEMALANG – Bupati Pemalang H.
Junaedi mengajak kaum Muslimin Pemalang untuk mengerjakan Sholat Gerhana
Matahari (Kusuf), baik secara Munfarid (Sendiri) ataupun Berjamaah. Bupati
menyakini Sholat Gerhana merupakan satu bentuk pengakuan dan ketundukan kepada
Dzat Yang Maha Mengatur, Allah SWT.
BMKG memperkirakan gerhana
matahari di Pemalang dan Jawa Tengah pada umumnya, akan terjadi pada Rabu
(9/3), kurang lebih selama 2 jam 15 menit, mulai pukul 06.20 sampai 08.35 WIB.
Bagi warga Pemalang yang ingin
menikmati peristiwa yang diperkirakan baru akan terjadi lagi pada tahun 2042,
bupati mengingatkan untuk menggunakan cara yang aman. Misalnya menggunakan
kacamata khusus atau teleskop yang sudah dilengkapi penyaring cahaya matahari,
plastik film hitam putih 35 milimeter yang sudah dicuci atau proyeksi lubang
jarum (pin hole).
Terkait dengan disyariatkannya
Sholat Gerhana Matahari (Kusuf), maupun Sholat Gerhana Bulan (Khusuf), tidak
terlepas dari peristiwa meninggalnya putra Rasulullah Muhammad SAW, Ibrahim,
yang bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari. Waktu itu banyak Sahabat
yang menganggap meningalnya Ibrahim menjadi penyebab terjadinya gerhana.
Rasulullah membantah anggapan
para Sahabat dalam hadist, “ Dari Al-Mughiroh Bin Syu’bah beliau berkata;
Matahari mengalami gerhana pada hari wafatnya Ibrahim (putra Nabi). Maka
orang-orang berkata; dia (matahari) mengalami gerhana karena kematian Ibrahim.
Maka Rasulullah bersabda; Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat
diantara ayat-ayat Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian atau
hidupnya seseorang. Jika kalian melihatnya maka berdoalah, dan sholatlah sampai
terang (normal) kembali” (H.R Bukhari).
Gerhana matahari yang akan
terjadi di Indonesia pada Rabu (9/3) besok, terbagi menjadi Gerhana Matahari
Total (GMT) dan Gerhana Matahari Sebagian (GMS). GMT meliputi wilayah
Palembang, Palangkaraya, Balikpapan, Palu dan Ternate. Adapun yang akan terjadi
di Pemalang dan Jawa Tengah adalah GMS