WartaPemalang-Mantan
Bupati Pemalang, Junaedi merasa tak dihargai oleh Plt Bupati Pemalang Mansur
Hidayat, ST. Karena undangan yang diberikan untuk HUT ke 448 Pemalang dikirim
ke kantor DPC PDIP bukan kerumahnya.
Sudah begitu
yang mengantar undangan pekerja honorer Kesbangpol. Jelas saja, ini merupakan
bentuk penghinaan. Makanya, Junaedi enggan datang pada peringatan HUT Pemalang
kemarin.
Apapun itu,
Junaedi adalah tokoh masyarakat, mantan bupati dan juga ketua partai yang
seharusnya dituakan.Bukannya disepelekan begitu saja.
Junaedi
kepada media belum lama ini menuturkan pada hari jadi sebelumnya, yakni pada
tahun 2022, bupati dan sekda datang langsung. Bukan soal penghormatan tapi
berbagi pengalaman untuk membangun Pemalang.
Padahal,
saat itu tensi politik sedang tinggi-tingginya. Tapi mereka punya etika kepada
orang tua.
"Ketidakhadiran
saya karena permasalahan undangan. Saya punya rumah, tapi kok undangan tidak
dikirim ke rumah," katanya.
Junaedi
sangat menyayangkan hal tersebut. Jadi ini soal etika seyogyanya kalau orang
punya rumah ya surat dikirim rumah, lanjutnya.
Setidaknya
Mansur selaku Plt bupati harusnya menghargai. Junaedi sudah mengabdikan diri
untuk Pemalang 15 tahun.
"
Etikanya sebagai orangtua mbok dihargai. Saya tidak minta disubyo-subyo
(dipuja-puja), hanya saja etikanya diperhatikan," tandasnya.
Meski
kecewa, Junaedi berharap agar Kabupaten Pemalang terbangun sebuah persatuan.
Sebab, untuk membangun itu tidak bisa sendirian. Karena itu, semua pihak harus
bersatu.
" Semua
pihak harus bersatu, sebab persatuan adalah kata kunci untuk membangun
Pemalang," ujarnya.
Naga-naganya,
apakah ini sinyalemen adanya friksi dan dis-sinergitas antara birokrasi dan
legislatif ?.Yuk , tunggu kelanjutannya.
(Chaerun)